Rasanya aneh
sekali saat saya ingin menceritakan ini…, tapi sudahlah mungkin suatu saat lagi
bisa kembali diceritakan kepada anak cucu saya kelak ataupun sebagai bahan
pembelajaran… Maaf sebelumnya cerita ini adalah pengalaman pribadi hanya saja
tokoh dan segala hal yang berbau “MERK” akan saya samarkan sedemikian rupa…
*otak Loading pake backtrack Kelly Rowland – What A Feeling*
Dulu kami
adalah sekelompok anak muda yang tangguh (sekarang sudah TUA) saat saya pertama
kali menjerumuskan diri pada kumpulan orang2 hebat; sebenarnya bukan orang2
hebat.., mereka teman2/saudara2 seperjuangan saya ini adalah orang2 yang giat
ingin belajar dan kami sama2 belajar dan tanpa keinginan apapun bahkan tidak
terpikirkan sedikitpun untuk menguntungkan diri sendiri. Niat kami murni hanyalah
ingin memajukan kelompok ini kepada arah yang positip; membawa citra positif
pada kelompok serupa kami di tempat2 lain (paling tidak di kota kecil ini) dan
menjadikan kami kepada pribadi2 yang dewasa pada masa2 pendewasaan diri.
Kami memiliki
seorang dewasa yang pada saat itu kami percaya dia adalah panutan kapanpun dan
dimanapun saat kami berkumpul,jadi apapun yang kami lakukan saat itu adalah
SELALU seturut kehendaknya (bukan kehendak-NYA). Saking terbuainya kami dengan
segala kehendaknya itu kamipun merasa sebagai orang yang bodoh (bukan
dibodohi), merasa bodoh dimana kami merasa anak2 muda seharusnya Kreatif, dan
Inovatif. We have to know how lost felt like when we play gamble; we have to
know how it felt when we succeed with our own idea and work, because we know
that experience is the best teacher not him…, kami mau menjadi pemenang
seutuhnya bukan oleh buah pikir orang lain. Lantas dimana letak pendewasaan
dengan cara begini…??? Dan perlahan kamipun berusaha menjadikan diri kami
mandiri tapi tentunya dengan arahanya sebagai seorang dewasa yang bijaksana,
bukan sebagai orang dewasa yang otoriter dengan SELALU menginginkan kehendaknya
diikuti. Kami tidak mau selalu disuapi kemudian menelan begitu saja makananya,
kami hanya mau mengolahnya dari awal, sesimpel itu saja kemauan kami. TAPI yang
kami harapkan itu berbanding terbalik ternyata si Dewasa itu menjadi BUAS dan
masih saja SELALU menginginkan kehendaknya dituruti.
Maka
berjalanlah kami dengan tekad kami ingin menjadikan diri kami pribadi yang
dewasa dan mendewasakan diri kami dan menjadikan kami sebagai pembawa citra
positip pada kelompok serupa. Kemudian si dewasa itu tetap menjadi buas dan
selalu membawa ENERGI NEGATIF bahkan nama baik kami pun sudah diracuni olehnya
dengan sebutan “haish mereka su tidak ada apa2nya”. Sebaik apapun yang kami lakukan
selalu ada celaan dan dimatanya kami tidak pernah benar, kami hanyalah sekelompok
yang hanya mengutamakan HURA-HURA dimatanya, dan lebih parahnya dia lagi
berpendapat kalau pikiran kami diracuni oleh DOMBA BERBULU SERIGALA yang mana
adalah orang yang lebih kami percaya dan memiliki *kredibilitas* lebih darinya,
yang selalu dari belakang mendukung kami.
Dimana- mana niat tulus dan yang
bertujuan baik akan selalu baik adanya dan kamipun berhasil SURVIVE dari segala
macam tekanan dengan kembali memperbaiki nama baik kami yang pernah dirusaknya
dengan predikat “WOW FENOMENAL” (agak alay sedikit tidak mengapa kan..???)
sekali lagi Tapi tetap tidak dimatanya.
Dan IBLIS itu tidak pernah
berhenti bekerja didalam pikirannya yang semakin tumpul bahkan disaat tenang
kami pun dia kembali mengusik kami… pada akhirnya kami pun hanya bisa menyerah
dengan membawa kedewasaan yang sudah kami dapatkan dalam proses diatas, kembali
ke dunia nyata yang sebenarnya menghidupkan kami kembali ke dunia nyata yang
akan mengingat kami person per person yang WOW FENOMENAL…
1 comment:
Wow fenomenal huehehe... sapa e sapa e *penasaran* waktunya ngumpul2 ini #eh hahaha...
Selamat ngeblog kembali kk Etchon, selamat berbagi :D
Post a Comment