Saturday, April 12, 2014

Inspired: Mama Tua Penjual Jagung

Pemandangan yang mengharukan dan menggugah iman pada saat Jalan Salib siang ini di Gereja Mautapaga...
Seorang Mama Tua penjual Jagung Rebus keliling di seputaran perkantoran Jl. Eltari, berdomisili arah KM 8-10 yang juga menjadi langganan saya disela2 jam kerja...
Menyempatkan waktu luangnya untuk mengikuti upacara Jalan Salib; entah baskom jualanya diletakan dimana tapi saya mengenalnya dengan senyum khas yang diberikan dan *kresek plastik berisi uang hasil jualanya yang digenggamnya dengan pasti..; diluar Gereja kami semua, dan terlebih dia berlutut dengan khusuk dalam doanya...
Saya hanya terdiam seribu bahasa; Inilah Umat yang dikasihi Tuhan...
Untuk Mama Tua.., terimakasih sudah mengajarkan saya begitu banyak nilai kehidupan walau hanya dengan satu senyumanmu tadi..., Walaupun saya adalah orang yang tidak pantas untuk mengatakan ini saya cuman mau sampaikan "Tuhan Memberkatimu Mama Tua..."



Ini lho Mama tua penjual jagung yang sudah menginspirasi saya... dan sampai saat ini dia masih tetap menginspirasi pengalaman iman saya dengan kata2nya yang sederhana...
Hari ini Jumat;Kami umat Katolik berpuasa atau berpantang salah satu jenis makanan tertentu...
Saat pagi menjelang siang, seperti biasa mama tua berjalan keliling daerah perkantoran kebetulan melewati depan kantor saya, sebelum saya panggil rupanya mama tua sudah dipanggil oleh rekan kerja saya yang juga ternyata mau membeli jagunya... Seperti sudah mengenal "medan", dengan pasti mama tua itu melangkah ke area belakang kantor kami (dapur atau bahasa kerennya pantri), saya pun menghampirinya dengan berbasa basi:
E: Mama geti jawa ro..
M: Maisi ema.. pilih sendiri saja..
E: hi mama ni belom pigi jual di atas kantor daerah e.. (kantor bupati;red)
M: Belom ema...
E: Ai bagemana ni jagung tinggal sedikit juga..
M: ee Mama ada bawa juga untuk jaga2, mama taro sementara di mama punya ipar rumah dibawah situ dekat2...
E: Mama ini jagung manis semua kah..? jagung pulut ato jagung biasa tidak ada kah..?? padahal sa senang jagung biasa mama, yang ini terlalu manis e...
M: O jagung biasa kah...? sekarang sudah susah carinya.., tapi tidak apa2 kah beli yang ini sudah sama2 enak juga.., Nanti kalo ada jagung biasa mama pasti bawa kesini...
E: o baek sudah mama.., Omong2 mama tidak kasih sambalnya kah...???
M: Koro latu, tapi Mae le ema.... leja ini leja Jumat na harus puasa no pantang le... (sambalnya ada, tapi jangan , hari ini kan jumat harus puasa dan pantang) mama bawa hanya untuk mereka yang tidak puasa dan pantang...
E: Hehehehe hoo mama aku mbeo sawe..., tapi demi geti jawa leka mama na musti no koro na.. hehe
M: Wesia wengi rua ro... (Laen kali saja dulu)... Molo si terimakasi e ema...
E: Hoo mama baek sudah hati2...

Aiiihhh mama tua ni tidak henti2nya buat saya kagum...
Dari kesederhanaanya mengajarkan banyak sekali pelajaran simpel dan berharga...
God Bless You mama tua...






Wednesday, March 05, 2014

WoW Fenomenal



Rasanya aneh sekali saat saya ingin menceritakan ini…, tapi sudahlah mungkin suatu saat lagi bisa kembali diceritakan kepada anak cucu saya kelak ataupun sebagai bahan pembelajaran… Maaf sebelumnya cerita ini adalah pengalaman pribadi hanya saja tokoh dan segala hal yang berbau “MERK” akan saya samarkan sedemikian rupa… *otak Loading pake backtrack Kelly Rowland – What A Feeling*
Dulu kami adalah sekelompok anak muda yang tangguh (sekarang sudah TUA) saat saya pertama kali menjerumuskan diri pada kumpulan orang2 hebat; sebenarnya bukan orang2 hebat.., mereka teman2/saudara2 seperjuangan saya ini adalah orang2 yang giat ingin belajar dan kami sama2 belajar dan tanpa keinginan apapun bahkan tidak terpikirkan sedikitpun untuk menguntungkan diri sendiri. Niat kami murni hanyalah ingin memajukan kelompok ini kepada arah yang positip; membawa citra positif pada kelompok serupa kami di tempat2 lain (paling tidak di kota kecil ini) dan menjadikan kami kepada pribadi2 yang dewasa pada masa2 pendewasaan diri.
Kami memiliki seorang dewasa yang pada saat itu kami percaya dia adalah panutan kapanpun dan dimanapun saat kami berkumpul,jadi apapun yang kami lakukan saat itu adalah SELALU seturut kehendaknya (bukan kehendak-NYA). Saking terbuainya kami dengan segala kehendaknya itu kamipun merasa sebagai orang yang bodoh (bukan dibodohi), merasa bodoh dimana kami merasa anak2 muda seharusnya Kreatif, dan Inovatif. We have to know how lost felt like when we play gamble; we have to know how it felt when we succeed with our own idea and work, because we know that experience is the best teacher not him…, kami mau menjadi pemenang seutuhnya bukan oleh buah pikir orang lain. Lantas dimana letak pendewasaan dengan cara begini…??? Dan perlahan kamipun berusaha menjadikan diri kami mandiri tapi tentunya dengan arahanya sebagai seorang dewasa yang bijaksana, bukan sebagai orang dewasa yang otoriter dengan SELALU menginginkan kehendaknya diikuti. Kami tidak mau selalu disuapi kemudian menelan begitu saja makananya, kami hanya mau mengolahnya dari awal, sesimpel itu saja kemauan kami. TAPI yang kami harapkan itu berbanding terbalik ternyata si Dewasa itu menjadi BUAS dan masih saja SELALU menginginkan kehendaknya dituruti.
Maka berjalanlah kami dengan tekad kami ingin menjadikan diri kami pribadi yang dewasa dan mendewasakan diri kami dan menjadikan kami sebagai pembawa citra positip pada kelompok serupa. Kemudian si dewasa itu tetap menjadi buas dan selalu membawa ENERGI NEGATIF bahkan nama baik kami pun sudah diracuni olehnya dengan sebutan “haish mereka su tidak ada apa2nya”. Sebaik apapun yang kami lakukan selalu ada celaan dan dimatanya kami tidak pernah benar, kami hanyalah sekelompok yang hanya mengutamakan HURA-HURA dimatanya, dan lebih parahnya dia lagi berpendapat kalau pikiran kami diracuni oleh DOMBA BERBULU SERIGALA yang mana adalah orang yang lebih kami percaya dan memiliki *kredibilitas* lebih darinya, yang selalu dari belakang mendukung kami.
Dimana- mana niat tulus dan yang bertujuan baik akan selalu baik adanya dan kamipun berhasil SURVIVE dari segala macam tekanan dengan kembali memperbaiki nama baik kami yang pernah dirusaknya dengan predikat “WOW FENOMENAL” (agak alay sedikit tidak mengapa kan..???) sekali lagi Tapi tetap tidak dimatanya.
Dan IBLIS itu tidak pernah berhenti bekerja didalam pikirannya yang semakin tumpul bahkan disaat tenang kami pun dia kembali mengusik kami… pada akhirnya kami pun hanya bisa menyerah dengan membawa kedewasaan yang sudah kami dapatkan dalam proses diatas, kembali ke dunia nyata yang sebenarnya menghidupkan kami kembali ke dunia nyata yang akan mengingat kami person per person yang WOW FENOMENAL…